~ Wacana Ilmiah
Wacana Ilmiah adalah tulisan yang berisi argumentasi penalaran keilmuan,
yang dikomunikasikan lewat bahasa tulis yang formal, memilki aturan
baku dan sejumlah persyaratan khusus yang menyangkut metode dan
penggunaan bahasa. Contoh : makalah (karya tulis yang menyediakan
permasalahan dan pembahasan sesuai dengan data yang telah didapatkan di
lapangan dengan objektif) , laporan, skripsi, tesis, dan lain-lain.
contoh wacana ilmiah :
Perumusan dan penerapan metode elemen hingga dianggap terdiri dari
delapan langkah dasar. Langkah-langkah tersebut akan diuraikan dengan
cara yang sangat umum. Sifat distribusi dari akibat-akibat yang
ditimbulkan dalam suatu benda tergantung dari karakteristik istem gaya
dan benda itu sendiri. Tujuan selanjutnya akan dipakai istilah
perpindahan atau deormasi sebagai pengganti istilah akibat.
Diasumsikan adalah sulit untuk mencari distribusi u dengan memakai
metode-metode konvensional dan diputuskan untuk memakai meode elemen
hingga yang didasarkan pada konsep diskritisasi. Benda dibagi menjadi
sejumlah elemen kecil yang dinamakan elemen-elemen hingga. Akibat
pembagian(subdivisi) semacam ini adalh perpindahan turut didiskritisasi
menjadi sub-sub zona yang bersesuaian.sekarang elemen-elemen hasil
pembegian diatas menjadi lebih mudah untuk ditinjau, ibandingkan dengan
peninjauan seluruh benda dan distribusi u pada benda tersebut.
Pemeriksaan terhadap elemen-elemen, akan melibatkan uraian hubungan
kekakuan beban. Untuk mendapatkan hubungan semacam ini dipakai hokum dan
prinsip yang mengatur sifat benda.perhatian utma adalah mencari
distribusi u. untuk melakukan dibuat pemilihan pola, bentuk atau bagan
distribusi u pada suatu elemen. Contohnya ada satu hokum yang menyatakan
supaya suatu benda yang dibebani dapat diandalkan dan fingsional, maka
dia tidak boleh paah dimanapun dalam daerah kerjanya. Dengan kata lain,
benda harus tetap continuous.
Wacana semi ilmiah :
Wacana pada Tataran Semi Ilmiah merupakan wacana yang karakteristiknya berada di antara ilmiah dan non ilmiah.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah : Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contohnya semi ilmiah :
MANIS BAGI PEJABAT
RACUN UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH
pusat mulai membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen
manis bagi pejabat yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah.
Permen yang mengandung racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37
Tahun 2006 tentang Kedudukan Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota
Dewan. Isinya mengatur pendapatan pimpinan anggota DPRD, yang terdiri
atas uang representasi, tunjangan keluarga, tunjangan beras, uang paket,
tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah, tunjangan komunikasi,
dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD mendapat Rp 80
juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang luar
biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah.
Kenapa? Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada
pendapatan asli daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus
setelah membayar gaji DPRD.
Yang
jelas, peraturan pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan
miskin. Di tengah meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya
penduduk miskin yang mencapai 100 juta orang, ada segelintir elite
anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang yang semakin kayak arena
peraturan pemerintah itu.
Masih
ada dampak negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk
menambah kas daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi
deficit pendapatan asli daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah
pasti, peraturan pemerintah itu menambah bengkaknya anggaran negara yang
digunakan untuk keperluan konsumtif. Padahal, tanpa adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun, proporsi pengeluaran rutin untuk
keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah menyedihkan bahwa yang
bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat menciptakan
lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan
adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat
tanda-tanda negara ini agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi
kaum elite, yaitu elite legislative yang bernama wakil rakyat di daerah
maupun di pusat. Soal waktu saja, keluar pula peraturan pemerintah yang
pada gilirannya akan menyenangkan elite yang duduk di jajaran eksekutif
dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara ini menjadi negara yang manis
bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media Indonesia, 2007:1).
Selain
itu, boleh percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan
kesejahteraan berupa pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian
dinas, serta biaya akibat perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran,
pendapatan yang diterima ketua DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta,
jauh melebihi pendapatan yang diterima Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390
juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp 23,940 juta). Jaraknya
semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan dengan
pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8
juta).
Permen
itu semakin manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun
2006 itu baru ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat
berlaku mundur sejak 1 Januari 2006.
Wacana non ilmiah :
Karangan nonilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi
tentang pengetahuan dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
· ditulis berdasarkan fakta pribadi
· fakta yang disimpulkan subyektif
· gaya bahasa konotatif dan popular
· tidak memuat hipotesis
· penyajian dibarengi dengan sejarah
· bersifat imajinatif
· situasi didramatisir
· bersifat persuasive
macam-macam karya Tulis Non Ilmiah :
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
contoh non ilmiah :
Sinopsis
Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka. Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif, dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran pemikiran mereka,
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus menghadapi
tantangan yang besar.