Senin, 29 November 2010

perkembangan iptek dan pengaruhnya

Ilmu Pengetahuan dah Teknologi atau sering kita sebut IPTEK semakin perkembangan jaman maka semakin maju pula iptek di bangsa ini . Pada dasarnya IPTEK diciptakan oleh manusia bertujuan untuk membantu kita untuk mempermudah dalam berbagai macam kegiatan . Semakin hari perkembangan IPTEK sangat pesat dari tahun ke tahun . Tak henti hentinya manusia menciptakan IPTEK yang canggih dan modern , karena perkembangan IPTEK didunia sangat bersaing , dan berlomba-lomba menciptakan sesuatu yang baru dan tercanggih , terhebat , dan berkualitas .
Kemajuan IPTEK sangat diimbangi oleh kemajuan IMTAQ , keduanya itu sangat erat hubungannya dan tak dapat dipisahkan . Kehidupan masyarakat sekarang ini tak langsung didorong oleh perkembangan iptek . Segala sesuatunya suda srba canggih namun masih saja ada orang yang belum memanfaatkan IPTEK bahkan sangat sulit untuk menggunakan fasilitas yang didukung oleh perkembangan iptek . Dalam beraktivitas dikehidupan sehari-hari pun tak lepas menggunakan peralatan dari kemajuan teknologi dewasa ini . Contohnya Hanphone atau telepon selular yang hampir semua orang memilikinya baik dari anak-anak, remaja, dewasa, bapak-bapak, bahkan mungkin kakek nenek pada punya semua . Memang banyak menfaatnya , mempermudah dalam berkomunikasi dari jarak jauh sekalipun , dan lainnya , didaerah pedesaan sekalipun sudah dikenalkan dengna teknologi yang satu ini walaupun tak semuanya memilikinya . Kamejuan IPTEK sangat berpengaruh dalam kehidupan sehari-hari .
Sebenarnya hubungan IPTEK dan kemiskinan sangat lah erat kaitannya , kemiskinan merupakan salah satu masalah turun menurun dari negara berkembang , nemun sebetulnya kita dapat mngantisipasinya dengan berbagai macam perkembangan ilmu pengetahuan alam . Kemungkinan besar generasi pemuda penerus bangsa akan lebih mudah menangkap berita dan mendapatkan informasi dari perkembangan teknologi yang ada sehingga wawasan akan semakin bertambah dan dari situlah awal generasi muda menjadi tulang punggung masa depan bangsa Indonesia nantinya , dan juga pemerintah harus membantu dalam hal seperti ini , misalnya perlunya pemerintah kita menyebarluaskan dan memeratakan fasilitas belajar yang akan menunjang IPTEK .
IPTEK dan kemiskinana sangat jelas hubungannya walaupun tidak berkaitan langsung dan juga bukan jadi penyebab satu-satunya kemiskinan . Sebab salah satu penyebab kemiskinan menurut saya berasal dari pola pikir manusia itu sendiri yang tak mau maju atau berkembang .
Masyarakat didesa lebih maju dari pada masyarakat di perkotaan karena masyarakat desa kurang mendapatkan pendidikan yang formil . Alesan mereka karena jauhnya rumah mereka ke sekolah sehingga mereka lebih memilih membentu orang tua nya bekerja , sehingga mereka hidup dibawah garis kemiskinan bahkan beberapa diantara mereka hidupnya sangat memprihatinkan . Sangat sedih sekali kalau melihat kehidupan anak-anak didaerah pedesaan yang kurang maju dibandingkan anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan .
Sebenarnya mereka bisa membebaskan diri mereka msing-masing dari dunia kemiskinan kalau mereka menanggapinya dengan hal positif dan mau berusaha dan bekerja keras . Saya ingin kalau kehidupan didesa menjadi semakin maju atau sama dengan kehidupan di daerah perkotaan . Tetapi kini saya merasa sedikit lega karena pemerintah telah menjalankan program BOS atau bantuan operasi sekolah yang membantu warga pedesaan untuk mendapatkan program wajib belaja 9 tahun .
itu dapat memotifasi anak-anak agar lebih semangat untuk belajar dan menjadikan mereka untuk lebih maju kedepannya. Anak-anak Indonesia adalah generasi penerus bagi bangsa Indonesia. Anak-anak bisa membuat bangsa Indonesia dikenal di seluruh dunia tidak hanya dalam bidang pendidikan tetapi dalam bidang apapun. Contohnya saja, anak Indonesia ada yang berhasil menorehkan prestasi di dunia hingga dapat membanggakan nama negar kita ini di dunia internasional.
Dengan program pemerintah tersebut, anak-anak pedesaan yang masih hidup di bawah garis kemiskinan dan mendapatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sama dengan anak-anak yang tinggal di daerah perkotaan. Dan semoga saja dengan diadakannya program tersebut oleh pemerintah dapat menjadikan anak-anak Indonesia lebih cerdas, maju dan berkembang serta dapat membanggakan nama Indonesia ke dunia pendidikan Internasional.
Dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat membantu masyarakat kita terbebas dari derita kemiskinan. Semoga negara kita dapat cepat lepas dari berbagai masalah yang telah lama menyelimuti negara kita ini. Permasalahan di negara kita ini dapat terselesaikan apabila rakyat Indonesia juga ikut membantu dan selalu kompak dalam berkehidupan bebrbangsa dan bernegara.

peran para pemuda di lingkungan masyarakat

Pengertian dari Pemuda itu sendiri yaitu golongan manusia yang terbilang masih muda dan masi memerlukan pembinaan dan pengembangan kearah yang positif atau yang lebih baik lagi . Pola kehidupan yang dialami oleh pemuda baik itu dilingkungan keluarga maupun masyarakat membawa pengaruh yang sangat besar untuk hidup di kalangan masyarakat.
Jaman sekarang cara berpikir para pemuda sangat cepat dewasanya . menurut saya hal yang seharusnya belum layak diketahui tetapi sudah banyak diketahui oleh para pemuda jaman sekarang . sifat yang seperti itu yang menghawatirkan untuk masa depan pemuda / generasi penerus bangsa , memang ada hal positif dan negative nya yang dapat diambil . tetapi kebanyakan pemuda jaman sekarang mengikuti hal negativ nya .
Dalam hal ini seorang pemuda harus pandai bersosialisasi , atau aktif dalam aktivitas yang positif . Dalam hal ini sosialisasi diartikan sebagai proses yang akan membantu individu menyesuaikan diri kepada lingkungan sekitarnya , bagaimana cara hidup dengan kelompoknya dan bagaimana cara berpikir agar dapat berperan atau berfungsi untuk kelopmpoknya .
seorang pemuda sangat penting untuk bersosialisasi dengan lingkungannya , agar mudah bergaul dan tidak menyendiri . dengan bersosialisasi seorang pemuda akan lebih banyak mendapatkan teman , mudah bergaul , dan banyak mengetahui pealajaran yang ada . Semua pemuda pasti akan menghadapi proses sosialisasi dan menjalninya didalam kehidupannya , karena manusia tidak bias hidup seorang diri karena manusia itu makhluk sosial .
Kedudukan pemuda dalam masyarakat adalah sebagai makhluk moral atau makhluk sosial , dalam hal ini artinya beretika, bersusila, dijadikan sebagai barometer moral kehidupan bangsa dan pengoreksi. Sebagai mahluk sosial artinya pemuda tidak dapat berdiri sendiri, hidup bersama-sama, dapat menyesuaikan diri dengan norma-norma, kepribadian, dan pandangan hidup yagn dianut masyarakat. Sebagai mahluk individual artinya tidak melakukan kebebasan sebebas-bebasnya, tetapi disertai ras tanggung jawab terhadap diri sendiri, terhadap masyarakat, dan terhadap Tuhan Yang maha Esa. Dari usia dini kita pasti sudah diajarkan bagaimana bersikap baik , sopan , ramah kepada orang lain oleh orang tua .
Di Indonesia dewasa ini sangat beraneka ragam tipe pemuda yang ada . tergantung para pemuda itu sendiri dapat menyikapinya , kemanakah dia akan melangkah , dan jalan yang bagaimanakh yang akan ditempuh . sebagai contoh dilingkungan rumah saya banyak sekali tipe pemuda , dari mulai pemu yang aktif bersosialisasi dilingkunngan rumah sampai pemuda yang tidak aktif sama sekali diberbagai aktivitas dilingkunagn rumah .
Pemuda yang aktif adalah pemuda yang mau ikut serta dalam berbagai hal kegiatan yang dilakukan lingkungan sekitar atau masyarakat setempat , misalkan ada acara tujuh belasan , pemuda harus aktif membantu demi melancarkan acara kegiatan tersebut . Atau kegiatan karang taruna yang diselenggarakan di lingkungan sekitar , atau sebagai pemuda pengurus mesjid yang aktif dalam hal kegiatan yang berkaitan dengan mesjid .
Pemuda yang tidak aktif adalah pemuda yang tak mau ikut serta dalam kegiatan apapun yand dilakukan sekitar ataupun masyarakat setempat . Tidak baik mencontoh pemuda yang tidak aktif dalam bersosialisasi , karena dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk bersosialisasi untuk mempererat tali persaudaraan antar sesama . Seorang pemuda yang tidak mempunyai kerjaan / penngangguran tidak bisa dikatan sebagai pemuda yang tidak aktif karena pemuda yang seperti itu bisa saja mau atau ikut serta dalam berbagai kegiatan yang dialaksanakan oleh masyarakat sekitar .
Sebagai pemuda pasti mempunyai problem yang akan dijalani , yaitu seperi : kenakalan remaja, tidak patuh terhadap orang tua / guru , frustasi , kecanduan narkotika , masa depan yang tak pasti (suram) , keterbatasan lapangan pekerjaan , belum lagi masalah yang ada dikeluarga , masalah pribadi dengan lawan jenis dan lainnya . Masalah seperti itu yang biasanya dihadapi oleh para pemuda yang akan beranjak dewasa . Masalah akan terselesaikan apabila menyikapinya dengan baik dan benar , dengan cara yang positif pula .


Masalah potensi pemuda yang dialami seperti :
  1. pergaulan bebas
  2. meningkatnya kenakalan remaja
  3. banyaknya perkawinan dibawah umur
  4. belum adanya peraturan tentang generasi muda
  5. kurangnya lapangan kerja
  6. kurangnya perhatian dari orang tua
  7. menurunnya jiwa idealisme , patriotisme dan nasionalisme
Secara kelasik masa muda merupakan masa yang paling menyenangkan. Pencarian jati diri dengan melakukan berbagai hal sesuai kehendak hati, kesenangan, sex bebas, narkotika, kenakalan dan lain-lain merupakan refleksi kelebihan energi yang bermuatan negative. Selama ini pemuda merupakan obyek dan bukan subjek bagi pembangunan. Sehingga hanya sebagai penonton dan penikmat hasil dari pembangunan. Hal ini terjadi karena ketidak percayaangenerasi tua terhadap generasi muda. Takut akan terjadi kegagalan dan sikap mengecilkan bukan suatu sikap yang membangun generasi muda menuju ke arah yang lebih baik karena hal itu dapat mengganggu perkembangan mental pemuda. Tidak adanya kesempatan untuk melakukan pembangunan menumbuhkan suatu perasaan yang membosankan dari diri pemuda. Kegiatan mengasingkan diri dan membentuk kelompok-kelompok preman serta melakukan kegiatan yang meresahkan bagi masarakat umum merupakan suatu cara mereka dalam menyalurkan energy. Dengan demikian tidak dapat di salahkan jika generasi muda yang berikutnya akan demikian. Sikap imitasi/meniru prilaku dari orang lain merupakan proses belajar. Maka lingkungan juga memiliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan setiap insan. Lingkungan keluarga, lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah dan lain-lain memiliki porsi yang berbeda dalam membentuk kepribadian anak. Misal seorang anak yang tinggal di lingkungan sekolah pasti memiliki kepribadian yang berbeda dengan anak yang tinggal dilingkungan pasar.
Setiap individu dalam berinteraksi selalu melibatkan individu lain baik yang berkelompok maupun tidak. Dalam hubugannyaindividu dapat mengubah, memperbaiki bahkan merusak eksistensi suatu kelompok/lingkungan demikian juga sebaliknya kelompok/lingkungan juga dapat mengubah dan merusak individu sebagai akibat perusakan individu terhadap lingkungannya. Dengan demikian perspektif masyarakat mengenai pemasalahan-permasalahan pemuda juga harus dilihat dari kaca mata yang berbeda pula. Perilaku yang menyimpang belum tentu karena adanya keinginan dari dalam pemuda itu sendiri melinkan lingkungan yang dibentuk oleh generasi terdahulu juga berpotensi memicu tindakan yang menyimpang oleh pemuda. Keseimbangan antara manusia dan lingkungannya adalah suatu keseimbangan yang dinamis, suatu interaksi yang bergerak. Arah itu sendiri mungkin ke arah kehancuran atau perbaikkan. Hal itu tergantug pada tingkat pengelolaan manusia terhadap lingkungannya, baik potensi manusiawi maupun potensi fisik yang ekonomis.
Jurang pemisah antar golongan akan musnah jika kita memandang semua golongan itu sebagai totalitas (orang tua, pemuda, anak-anak). Dengan demikian tidak ada pertentangan antara pemuda, orang dewasa (generasi tua) dan anak-anak, secara fundamental. Tidak ada generasi yang menganggap dirinya pelindung generasi sekarang atau yang akan datang. Semuanya bertanggung jawab atas keselamatan kesejahteraan, kelangsungan generasi sekarang dan yang akan dating.Kalaupun perbedaan dalam kematangan befikir, dalam menghayati makna hidup dan kehidupan ini semata-mata disebabkan oleh tingkat kedewasaannya saja. Melainkan perbedaan antara kelompok-kelompok yang ada, antara generasi tua dan generasi muda misalnya, hanya terletak pada derajat dan ruang lingkup tanggung jawabnya.
jadi , Pemuda itu adalah generasi penerus bangsa selanjutnya , kader bangsa , kader masyarakat dan kader keluarga . Menurut pandangan saya pribadi pemuda sekarang ini sangat memprihatinkan . Tidak sama sekali peduli dengan situasi bangsa saat ini yang sedang kritis . Peranan pemuda dalam sosialisi bermasyarakat sungguh menurun dratis, dulu bisanya setiap ada kegiatan masyarakat seperti kerja bakti, acara-acara keagamaan, adat istiadat biasanya yang berperan aktif dalam menyukseskan acara tersebut adalah pemuda sekitar. Pemuda sekarang lebih suka dengan kesenangan, selalu bermain-main dan bahkan ketua RT/RW nya saja dia tidak tahu.
Kini pemuda-pemudi kita lebih suka peranan di dunia maya ketimbang dunia nyata. Lebih suka nge-Facebook, lebih suka aktif di mailing list, lebih suka di forum ketimbang duduk mufakat untuk kemajuan RT, RW, Kecamatan, Provinsi bahkan di tingkat lebih tinggi adalah Negara.
Selaku Pemuda kita dituntut aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat, sosialisasi dengan warga sekitar. Kehadiran pemuda sangat dinantikan untuk menyokong perubahan dan pembaharuan bagi masyarakat dan negara. Aksi reformasi disemua bidang adalah agenda pemuda kearah masyarakat madani.

pertentangan sosial dan integerasi masyarakat

Kebutuhan merupakan suatu awal dari tingkah laku Individu. Individu itu sendiri bertingkah laku karena adanya motivasi untuk memenuhi kepentingan dan kebutuhannya. Kebutuhan dan kepentingan tersebut sifatnya esensial bagi individu itu sendiri. Jika kebutuhan dan kepentingan itu terpenuhi maka ia akan merasa puas, namun juga sebaliknya, apabila pemenuhan kebutuhan dan kepentingan itu gagal maka akan menimbulkan suatu masalah bagi dirinya pribadi serta lingkungannya.
Dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau di dalam masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri.
Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kepentingan dalam diri individu yaitu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.
Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu. Perbedaan pembawaan akan memungkinkan perbedaan individu dalam hal kepentingannya meskipun dengan lingkungan yang sama. Sebaliknya lingkungan yang berbeda akan memungkinkan timbulnya perbedaan individu dalam hal kepentingan meskipun pembawaannya sama.alat dalam memenuhi kepentingannya, maka kegiatan yang dilakukannya
Merujuk pada latar belakang tersebut, akhirnya penulis tertarik untuk menyusun sebuah makalah yang mengkaji mengenai tingkah laku individu dalam memenuhi kepentingan ataupun kebutuhannya, dengan judul ”Pertentangan-pertentangan Sosial dan Integrasi Masyarakat”. Hidup bermasyarakat adalah hidup dengan berhubungan baik antara dihubungkan dengan menghubungkan antara individu-individu maupun antara kelompok dan golongan. Hidup bermasyarakat juga berarti kehidupan dinamis dimana setiap anggota satu dan lainnya harus saling memberi dan menerima. Anggota memberi karena ia patut untuk memberi dan anggota penerima karena ia patut untuk menerima. Ikatan berupa norma serta nilai-nilai yang telah dibuatnya bersama diantara para anggotanya menjadikan alat pengontrol agar para anggota masyarakat tidak terlepas dari rel ketentuan yang telah disepakati itu.
Rasa solider, toleransi, tenggang rasa, tepa selira sebagai bukti kuatnya ikatan itu. Pada diri setiap anggota terkandung makna adanya saling ikut merasakan dan saling bertanggungjawab pada setiap sikap tindak baik mengarah kepada yang positif maupun negatif. Sakit anggota masyarakat satu akan dirasakan oleh anggota lainnya. Tetapi disamping adanya suatu harmonisasi, disisi lain keadaan akan menjadi sebaliknya. Bukan harmonisasi ditemukan, tetapi disharmonisasi. Bukan keadaan organisasi tetapi disorganisasi.
Sering kita temui keadaan dimasyarakat para anggotanya pada kondisi tertentu, diwarnai oleh adanya persamaan-persamaan dalam berbagai hal. Tetapi juga didapati perbedaan-perbedaan dan bahkan sering kita temui pertentangan-pertentangan. Sering diharapkan panas sampai petang tetapi kiranya hujan setengah hari, karena sebagus-bagusnya gading akan mengalami keretakan. Itulah sebabnya keadaan masyarakat dan negara mengalami kegoyahan-kegoyahan yang terkadang keadaan tidak terkendali dan dari situlah terjadinya perpecahan. Sudah tentu sebabnya, misalnya adanya pertentangan karena perbedaan keinginan.
Perbedaan kepentingan sebenarnya merupakan sifat naluriah disamping adanya persamaan kepentingan. Bila perbedaan kepentingan itu terjadi pada kelompok-kelompok tertentu, misalnya pada kelompok etnis, kelompok agama, kelompok ideologi tertentu termasuk antara mayoritas dan minoritas.
Prasangka (prejudice) diaratikan suatu anggapan terhadap sesuatu dari seseorang bahwa sesuatu itu buruk dengan tanpa kritik terlebih dahulu. Bahasa arab menyebutnya “sukhudzon”. Orang, secara serta merta tanpa timbang-timbang lagi bahwa sesuatu itu buruk. Disisi lain bahasa arab “khusnudzon” yaitu anggapan baik terhadap sesuatu.
Prasangka menunjukkan pada aspek sikap sedangkan diskriminasi pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap adalah kecenderungan untuk merespon baik secara positif atau negarif terhadap orang, obyek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui setelah ia bertindak atau beringkah laku. Oleh karena itu, bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan. Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak nampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang relaistis, sedangkan prsangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh diri individu masing-masing.
Prasangka ini sebagian besar sifatnya apriori, mendahului pengalaman sendiri (tidak berdasarkan pengalaman sendiri), karena merupakan hasil peniruan atau pengoperan langsung pola orang lain. Prasangka bisa diartikan suatu sikap yang telampau tergesa-gesa, berdasarkan generalisasi yang terlampau cepat, sifat berat sebelah, dan dibarengi proses simplifikasi (terlalu menyederhanakan) terhadap sesuatu realita. Dalam kehidupan sehari-hari prasangka ini banyak dimuati emosi-emosi atau unsur efektif yang kuat.
Tidak sedikit orang yang mudah berprasangka, namun banyak juga orang-orang yang lebih sukar berprasangka. Tampaknya kepribadian dan inteligensi, juga faktor lingkungan cukup berkaitan dengan munculnya prasangka. Orang yang berinteligensi tinggi, lebih sukar berprasangka, karena orang-orang macam ini bersikap dan bersifat kritis. Prasangka bersumber dari suatu sikap. Diskriminasi menunjukkan pada suatu tindakan. Dalam pergaulan sehari-hari sikap prasangka dan diskriminasi seolah-olah menyatu, tak dapat dipisahkan. Seseorang yang mempunyai prasangka rasial, biasanya bertindak diskriminasi terhadap ras yang diprasangkainya. Walaupun begitu, biasa saja seseorang bertindak diskriminatif tanpa latar belakang prasangka. Demikian juga sebaliknya seseorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif.
Prasangka dan Diskriminasi
Prasangka dan diskriminasi merupakan dua hal yang ada relevansinya. Kedua tindakan tersebut dapat merugikan pertumbuhan, perkembangan dan bahkan integrasi masyarakat. Dari peristiwa kecil yang menyangkut dua orang dapat meluas dan menjalar, melibatkan sepuluh orang, golongan atau wilayah disertai yindakan kekerasan dan destruktif yang merugikan.
Prasangka me4mpunyai dasar pribadi, di mana setiap orang memiliki9nya, sejak masih kecil unsur sikap bermusuhan sudaj tampak. Melalui proses belajar dan semakin besarnya manusia, membuat sikap cenderung untuk membeda-bedakan. Perbedaan yang secara sosial silaksanakan antar lembaga atau kelompok dapat menimbulkan prasangka melalui hubungan pribadi akan menjalar, bahkan melembaga (turun menurun) sehingga tidak heran apabila prasangka ada pada mereka yang tergolong cendekiawan, sarjana, pemimpin atau negarawan. Jadi prasangka pada dasarnya pribadi dan dimiliki bersama. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian dengan seksama, mengingat bangsa Indonesia terdiri dari berbagai suku bangsa atau masyarakat multi etnik.
Suatu bhal uang saling berkaitan, apabila seorang individu mempunyai prasangka rasial biasanya bertindak diskriminatif terhadap ras yang diprasangkainya. Rerapi dapat pula yang bertindak diskriminatif tanpa didasari prasangka, dan sebaliknya seorang yang berprasangka dapat saja bertindak tidak diskriminatif. Perbedaan terpokok antara prasangla dan diskriminatif ialah bahwa prasangka menunjuk pada aspek sikap sedangkan diskriminatif menunjuk pada tindakan. Menurut Morgan (1966) sikap ialah kecenderungan untuk berespons baik secara positif atau negatif terhadap orang, objek atau situasi. Sikap seseorang baru diketahui bila ia sudah bertindak atau bertingkah laku. Oleh karena itu bisa saja bahwa sikap bertentangan dengan tingkah laku atau tindakan.
Jadi prasangka merupakan kecenderungan yang tidak tampak, dan sebagai tindak lanjutnya timbul tindakan, aksi yang sifatnya realistis. Dengan demikian diskriminatif merupakan tindakan yang realistis, sedangkan prasangka tidak realistis dan hanya diketahui oleh individu masing-masing.
Sebab-Sebab Timbulnya Prasangka dan Diskriminasi
1. Berlatar belakang sejarah.
Orang-orang kulit putih di Amerika Serikat berprasangka negatif terhadap orang-orang Negro, berlatar belakang pada sejarah masa lampau, bahwa orang-orang kulit putih sebagai tuan dan orang-orang Negro berstatus sebagai budak.
2. Dilatar-belakangi oleh perkembangan sosio-kultural dan situasional.
Harta kekayaan orang-orang kaya baru, diprasangkai bahwa harta-harta itu didapat dari usaha-usaha yang tidak halal. Antara lain dari usaha korupsi dan penyalahgunaan wewenang sebagai pejabat dan lain sebagainya.
3. Bersumber dari faktor kepribadian.
4. Berlatar belakang perbedaan keyakinan, kepercayaan dan agama.
INTEGRASI MASYARAKAT
Integrasi masyarakat dapat diartikan adanya kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga-lembaga dan masyarakat secara keseluruhan. Sehingga menghasilkan persenyawaan-persenyawaan, berupa adanya konsensus nilai-nilai yang sama dijunjung tinggi. Dalam hal ini terjadi kerja sama, akomodasi, asimilasi dan berkuranmgnya sikap-sikap prasangka di antara anggota msyarakat secara keseluruhan.
Integrasi masyarakat akan terwujud apabila mampu mengendalikan prasangka yang ada di dalam masyarakat, sehingga tidak terjadi konflik, dominasi, mengdeskriditkan pihak-pihak lainnya dan tidak banyak sistem yang tidak saling melengkapi dan tumbuh integrasi tanpa paksaan. Oleh karena itu untuk mewujudkan integrasi bangsa pada bangsa yang majemuk dilakukan dengan mengatasi atau mengurangi prasangka.
Perlu dicari beberapa bentuk akomodatif yang dapat mengurangi konflik sebagai akibat dari prasangka, yaitu melalui empat sistem, diantaranya ialah :
1. Sistem budaya seperti nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945
2. Sistem sosial seperti kolektiva-kolektiva sosial dalam segala bidang
3. sistem kepribadian yang terwujud sebagai pola-pola penglihatan (persepsi), perasaan (cathexis), pola-pola penilaian yang dianggap pola-pola keindonesiaan, dan
4. Sistem Organik jasmaniah, di mana nasionalime tidak didasarkan atas persamaan ras.
Untuk mengurangi prasangka, keempat sistem itu harus dibina, dikembangkan dan memperkuatnya sehingga perwujudan nasionalisme Indonesia dapat tercapai.

Kesimpulan :
Dari tulisan ada dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan berpegang pada prinsip bahwa tingkah laku individu merupakan cara atau didalam masyarakat pada hakekatnya merupakan manifestasi pemenuhan dari kepentingan itu sendiri . Oleh karena itu individu mengandung arti bahwa tidak ada dua orang individu yang sama persis di dalam aspek-aspek pribadinya, baik jasmani maupun rohani, maka dengan sendirinya timbul perbedaan individu dalam hal kepentingannya. Perbedaan-perbedaan tersebut secara garis besar disebabkan oleh 2 faktor, yaitu faktor pembawaan (Hereditas) dan faktor lingkungan sosial sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.
Sikap enthosentrisme ini diajarkan kepada anggota kelompok baik secara sadar maupun secara tidak sadar, bersama dengan nilai-nilai kebudayaan. Sikap ini dipanggil oleh suatu anggapan bahwa kebudayaan dirinya kebih unggul dari kebudayaan lainnya. Bersama itu pula ia menyebarkan kebudayaannya, bila perlu dengan kekuatan atau paksaan.
Proses diatas sering dipergunakan stereotype, yaitu gambaran atau anggapan ejek. Dengan demikian dikembangkan sikap-sikap tertentu, misalnya mengejek, mengdeskreditkan atau mengkambinghitamkan golongan-golongan tertentu. Stereotype diartikan sebagai tanggapan mengenai sifat-sifat dan waktu pribadi seseorang atau golongan yang bercorak nnegatif sebagai akibat tidak lengkapnya informasi dan sifatnya yang subjektif.

Source :
http://openstorage.gunadarma.ac.id
http://elearning.gunadarma.ac.id
http://guruhyogakomara.blogspot.com